Management sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department.
Unsur-unsur Manajemen,
yaitu :
Men;
Money; Method; Materials; Machine dan Market.
Fungsi Manajemen :
Planning;
Organizing; Staffing; Directing; dan Controlling.
Definisi MSDM dan Manajemen Personalia
1.
Edwin B.
Flippo :
Manajemen Personalia adalah : perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian dari pengadaan pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pemberhentian karyawan, dengan maksud terwujudnya
tujuan perusahaan, individu, karyawan dan masyarakat.
2.
Michel
J. Jucius :
Manajemen
Personalia adalah lapangan manajemen yang bertalian dengan perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian bermacam-macam fungsi pengadaan,
pengembangan, pemeliharaan dan pemanfaatan tenaga kerja sedemikian rupa
sehingga :
a.
Tujuan
untuk apa perkumpulan didirikan dan dicapai secara efisien dan efektif.
b.
Tujuan
semua pegawai dilayani sampai tingkat yang optimal.
c.
Tujuan
masyarakat diperhatikan dan dilayani dengan baik.
3.
Gary Dessler
:
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah kebijakan dan praktik yang
dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek “orang” atau sumber daya manusia
dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan,
pengimbalan dan penilaian.
4.
T. Hani
Handoko :
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah : penarikan, seleksi,
pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai
baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.
KESIMPULAN :
1. Fokus kajian MSDM adalah masalah tenaga kerja
manusia yang diatur menurut urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan efisien
dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2. Karyawan adalah perencana, palaku dan selalu
berperan aktif dalam setiap aktifitas perusahaan.
Komponen MSDM dibedakan atas
1. Pengusaha; sebagai investor modal bagi
perusahaan.
2. Karyawan; menetapkan rencana, sistem, proses
dan tujuan yang ingin dicapai.
a. Karyawan
operasional adalah setiap orang yang secara langsung harus mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan.
b. Karyawan
manajerial adalah setiap orang yang berhak memerintah bawahannya untuk
mengerjakan sebagaian pekerjaannya dan dikerjakan sesuai dengan perintah.
Karyawan manajerial dibedakan atas :
a) Manajer lini : manajer yang diberi wewenang
untuk mengarahkan pekerjaan bawahan dan bertanggung jawab untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi.
b)Manajer staf : manajer yang membantu dan
menasehati manajer lini.
3. Pemimpin atau Manajer adalah seseorang yang
mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta
bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan.
Persamaan dan Perbedaan manajemen personalia
dan manajemen SDM adalah :
1.
Persamaan
manajemen Personalia dan MSDM adalah keduanya merupakan ilmu yang mengatur
unsur manusia dalam suatu organisasi, agar mendukung terwujudnya tujuan.
2.
Perbedaannya
:
a.
MSDM
dikaji secara makro (: tidak hanya menyangkut suatu proses dan sistem saja,
tetapi secara psikologi dan perilaku karyawannya) dan Manajemen personalia
dikaji secara mikro.
b.
MSDM
menganggap bahwa karyawan adalah asset (kekayaan) utama organisasi, jadi harus
dipelihara dengan baik. Manajemen personalia adalah menganggap karyawan adalah
faktor produksi, jadi harus dimanfaatkan secara produktif.
Berbagai pendekatan dalam manajemen SDM.
1. Pendekatan SDM, yaitu martabat dan kepentingan
hidup manusia hendaknya tidak diabaikan agar kehidupan karyawan layak dan
sejahtera.
2. Pendekatan Manajerial, yaitu manajemen
personalia adalah tanggung jawab setiap manajer, jadi prestasi kerja dan
kehidupan kerja setiap karyawan tergantung pada atasan langsungnya.
3. Pendekatan Sistem, yaitu suatu sistem yang
terbuka dan terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan karena
masing-masing saling mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal.
4. Pendekatan Proaktif, yaitu meningkatkan
kontribusinya kepada para karyawan, manajer dan organisasi melalui
antisipasinya terhadap masalah-masalah yang akan timbul.
Manajer SDM dan departemennya menjalankan 3
fungsi utama, yaitu :
1. Manajer
menggunakan wewenang lini dalam unit dan mengimplikasikan wewenang dimana saja
dalam organisasi.
2. Manajer
menggunakan fungsi koordinasi untuk memastikan bahwa sasaran dan kebijakan SDM
organisasi dikoordinasi dan diimplementasikan.
3. Manajer
memberi berbagai layanan staf kepada manajemen lini.
Departemen Sumber Daya Manusia Memiliki Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab :
1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (preparation and selection).
a. Persiapan (preparation).
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia
dengan menentukan perkerjaan yang mungkin timbul.
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan :
- Perkiraan atau forecast akan pekerjaan yang lowong
- Jumlahnya
- Waktu dan lain sebagainya
1) Faktor internal.
seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, department yang adadan lain - lain.
2) Faktor eksternal.
seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasar tenaga kerja, dan lain sebagainya.
b. Seleksi tenaga kerja.
Proses seleksi dimulai setelah kumpulan para pelamar yang memenuhi syarat
didapatkan melalui penarikan. Proses ini melibatkan serangkaian tahap yang
menambah kompleksitas dan waktu sebelum keputusan pengadaan personalia
diambil. jadi, proses seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan
untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak. langkah - langkah ini
mencakup pemaduan kebutuhan - kebutuhan kerja pelamar dan organisasi.
dalam banyak department personalia, penarikan dan seleksi digabungkan dan
disebut employment function.
Proses seleksi adalah pusat management personalia. Analisa jabatan, perencanaan
sumber daya manusia, dan penarikan dilakukan terutama untuk membantu seleksi
personalia. bila seleksi dilaksanakan dengan tidak tepat, upaya - upaya sebelumnya
tersebut akan sia - sia. oleh karena itu, tidaklah berkelebihan untuk mengatakan
bahwa seleksi adalah kunci sukses management personalia, dan bahkan sukses
organisasi.
MASUKAN-MASUKAN SELEKSI
Para manager personalia menggunakan proses seleksi untuk mengambil keputusan penerimaan karyawan baru. proses seleksi tergantung pada tiga masukan penting. Informasi analisis jabatan memberikan deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan standar-standar prestasi yang disyaratkan setiap jabatan.
Rencana-rencana sumber daya manusia memberitahukan kepada manager personalia bahwa ada lowongan pekerjaan. akhirnya, penarikan perlu agar manager personalia mendapatkan sekelompok orang yang akan dipilih. ketiga masukan ini sangat menentukan efektivitas proses seleksi.
Disamping itu, manager personalia harus menghadapi paling tidak tiga tantangan, yaitu tantangan - tantangan suplai, ethis dan organisasional. berbagai tantangan ini juga sering menjadi kendala prosese seleksi.
Tantangan - tantangan Suplai
Semakin besar jumlah pelamar yang "qualified" maka akan semakin mudah bagi department
personalia untuk memilih karyawan baru yang berkwalitas. dalam kenyataannya, banyak lowongan jabatan, seperti kebutuhan manager profesional sekarang ini, sangat sulit dipenuhi. Keterbatasan suplai tersebut menyebabkan organisasi tidak leluasa memilih calon karyawan terbaik. keterbatasan suplai ini dapat diukur dengan ratio (baca rasio) seleksi. ratio seleksi merupakan hubungan antara jumlah pelamar yang diterima dan jumlah total pelamar yang tersedia.
Bila ratio seleksi kecil (misal 1 : 2) berarti hanya ada sedikit pelamar yang tersedia untuk dipilih. dalam banyak kasus, ratio seleksi kecil juga mencerminkan rendahnya kualitas penarikan.
Tantangan - tantangan Ethis
Kita telah sering mendengar dan mengenal istilah sistem keluarga (family system) dalam proses seleksi atau penerimaan karyawan. Masalah ini memang merupakan salah satu tantangan bagi manager personalia maupun para manager organisasi lainnya dalam pengadaan sumberdaya manusia. Keputusan - keputusan seleksi sangat dipengaruhi oleh etika mereka. Penerimaan karyawan baru karena hubungan keluarga, pemberian komisi dari kantor penempatan tenaga kerja, atau karena suap, semuanya merupakan tantangan bagi pengelola organisasi. Bila standar - standar ethis ini dilanggar, karyawan baru mungkin dipilih secara tidak tepat.
Tantangan - tantangan Organisasional
Proses seleksi bukan merupakan tujuan akhir, tetapi prasarana dengan mana organisasi berupaya untuk mencapai tujuan - tujuan dan sasaran - sasarannya. Secara alamiah, organisasi menghadapi keterbatasan - keterbatasan, seperti anggaran atau sumberdaya lainnya yang mungkin akan membatasi proses seleksi. disamping itu, berbagai strategi, kebijaksanaan dan taktik organisasi juga merupakan batasan - batasan. sebagai contoh, kebijaksanaan organisasi untuk lebih memilih calon karyawan laki-laki dibanding wanita (diskriminatif jenis kelamin), meskipun tidak tertulis, akan menghambat proses seleksi yang wajar.
LANGKAH - LANGKAH DALAM PROSES SELEKSI
Proses seleksi tampak sederhana dalam teori. seperti telah disebutkan sebelumnya. management menetapkan serangkaian tahap yang harus dilalui para pelamar. Proses ini disusun dengan memperhatikan persyaratan - persyaratan jabatan yang telah ditetapkan, Kemudian manager memeriksa prestasi para pelamar diwaktu yang lalu dan memilh orang - orang yang memiliki kemampuan, pengalaman dan kepribadian yang paling memenuhi persyaratan suatu jabatan. dalam praktek, seleksi sebenarnya tidak sesederhana itu, seleksi lebih rumit daripada apa yang kita bayangkan.
Department personalia dapat menggunakan berbagai prosedur seleksi untuk membandingkan pelamar dengan spesifikasi jabatan, bagi pelamar yang berasal dari suplai internal, kadang-kadang tidak perlu melalui beberapa langkah, seperti penerimaan pendahuluan,
LANGKAH 1 : PENERIMAAN PENDAHULUAN
Proses seleksi merupakan jalur dua arah. Organsasi memilih para karyawan dan para pelamar memilih perusahaan. Seleksi dimulai dengan kunjungan calon pelamar ke kantor personalia atau dengan permintaan tertulis untuk aplikasi. bagaimana penerimaan pertama ditangani telah ditangani telah mulai membentuk pendapat pelamar tentang perusahaan.
Bila pelamar datang sendiri, wawancara pendahuluan dapat dilakukan. ini akan sangat membantu dalam upaya menghilangkan kesalahpahaman dan menghindarkan pencarian informasi dari sumber tidak resmi ("jalan belakang"). langkah selanjutnya adalah memeriksa kebenaran informasi lamaran.
LANGKAH 2 : TES - TES PENERIMAAN
Tes - tes penerimaan sangat berguna untuk mendapatkan informasi yang relatif obyektif tentang pelamar yang dapat dibandingkan dengan para pelamar lainnya dan para karyawan sekarang. Tes - tes penerimaan merupakan berbagai peralatan bantu yang menilai kemungkinan padunya antara kemampuan, pengalaman dan kepribadian pelamar dan persyaratan jabatan. disamping itu, perusahaan juga harus memeriksa laporan - laporan sekolah, keterangan pengalaman kerja dan kegiatan - kegiatan diluar kurikulum formal, karena prestasi masa lalu masih merupakan petunjuk paling baik bagi prestasi di waktu yang akan datang.
Agar tes dapat meloloskan para pelamar yang tepat, maka ia harus valid, Validitas berarti bahwa skor-skor tes mempunyai hubungan yang berarti (signifikan) dengan prestasi kerja atau dengan kriteria-kriteria relevan lainnya. Semakin kuat hubungan antara hasil-hasil tes dan prestasi, semakin efektif test sebagai suatu peralatan seleksi. bila skor tes dan prestasi kerja tidak mempunyai hubungan, tes adalah tidak valid dan seharusnya tidak digunakan untuk seleksi.
Disamping harus valid, test juga harus reliable. reliablitas berarti bahwa test seharusnya menghasilkan skor - skor secara konsisten setiap waktu seorang pelamar melakukannya. bila hasil-hasil tes sangat bervariasi karena skor yang baik tergantung pada "nasib", maka tes tidak reliabel. suatu tes disebut reliabel bila memiliki tingkat konsistensi yang tinggi.
LANGKAH 3 : WAWANCARA SELEKSI
wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasikan hal dapat diterimanya atau tidak (acceptability) seorang pelamar. pewawancara (interviewer) mencari jawab dua pertanyaan umum. dapatkah pelamar melaksanakan pekerjaan ? bagaiamana kemampuan pelamar dibandingkan dengan pelamar-pelamar lain.
LANGKAH 4 : PEMERIKSAAN REFERENSI
Bagaimana tipe pelamar ? apakah pelamar adalah pekerja yang dapat dipercaya ? bagaimana sifat-sifat atau kepribadian pelamar ? untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan ini, department personalia menggunakan berbagai referensi.
LANGKAH 5 : EVALUASI MEDIS
Proses seleksi juga mencakup pemeriksaan kesehatan pelamar sebelum keputusan penerimaan karyawan dibuat. pada umumnya, evaluasi ini mengharuskan pelamar untuk menunjukan informasi kesehatannya. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan baik oleh dokter diluar perusahaan maupun oleh tenaga medis diperusahaan sendiri. evaluasi medis memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya perawatan kesehatan karyawan dan ansuransi jiwa, mendapatkan karyawan yang memenuhi persyaratan kesehatan phsyc untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, atau memperoleh karyawan yang dapat mengatasi stress phsyc dan mental suatu perkerjaan.
LANGKAH 5 : WAWANCARA ATASAN LANGSUNG
Atasan langsung (penyelia) pada akhirnya merupakan orang yang bertanggung-jawab atas para karyawan baru yang diterima, oleh karena itu, pendapat dan persetujuan mereka harus diperhatikan untuk keputusan penerimaan final.
LANGKAH 7 : KEPUTUSAN PENERIMAAN
Apakah diputuskan oleh atasan langsung atau department personalia, keputusan penerimaan menandai berakhirnya proses seleksi. dari sudut pandangan hubungan masyarakat (public relation), para pelamar lain yang tidak terpilih harus diberitahu. Department personalia dapat mempertimbangkan lagi para pelamar yang ditolak untuk lowongan - lowongan pekerjaan lainnya karena mereka telah melewati berbagai macam tahap proses seleksi.
Blanko lamaran para pelamar yang diterima merupakan data awal file personalia dan berisi informasi yang berguna bagi kegiatan-kegiatan department personalia selanjutnya. bila pelamar bekerja tidak memuaskan setelah dia diterima, sebagai contoh, department personalia dapat melakukan rekonstruksi proses seleksi. dalam rekonstruksi, mungkin akan ditemukan tes-tes yang tidak valid, wawancara tidak tepat, atau kesalahan lain dalam proses seleksi.
HASIL SELEKSI DAN UMPAN BALIK
Hasil akhir proses seleksi adalah orang yang diterima sebagai karyawan baru. bila masukan-masukan seleksi diperhatikan dengan seksama dan langkah-langkah dalam proses seleksi diikuti secara benar, maka para karyawan baru akan merupakan sumberdaya manusia yang produktif.
dan karyawan produktif adalah bukti paling baik suatu proses seleksi yang efektif.
2. Pengembangan dan evaluasi karyawan (development and evaluation)
Para karyawan baru biasanya telah mempunyai kecakapan dan ketrampilan dasar yang dibutuhkan. mereka adalah produk dari suatu sistem pendidikan dan mempunyai pengalaman yang diperoleh dari organisasi lain. tidak jarang pula para karyawan baru yang diterima tidak mempunyai
kemampuan secara penuh untuk melaksanakan tugas-tugas pekerjaan mereka. bahkan para karyawan yang sudah berpengalaman pun perlu belajar dan menyesuaikan dengan organisasi orang-orangnya, kebijaksanaan-kebijaksanaanya, dan prosedur-prosedurnya. mereka juga mungkin memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut untuk mengerjakan tugas-tugas secara sukses. meskipun program orientasi serta latihan dan pengembangan memakan waktu dan dana, hampir semua organisasi melaksanakannya, dan meyebut biaya-biaya untuk berbagai program tersebut sebagai investasi dalam sumberdaya manusia.
Lima langkah dalam pelatihan dan proses pengembangan
1.
Analisa
kebutuhan :
Identifikasikanlah
ketrampilan-ketrampilan kinerja jabatan yang akan diperbaiki.
Analisis
audiens, bahwa program sesuai dengan tingkat pendidikan, ketrampilan, sikap dan motivasi karyawan.
2.
Rancangan
instruksional
Kumpulkan
sasaran instruksional, media, gambaran, metode dan urutan dari isi, contoh,
latihan dan kegiatan.Pastikanlah
semua bahan untuk pelatihan telah disiapkan sesuai dengan sasaran yang telah
ditetapkan.
3.
Keabsahan
:
Perkenalkanlah
dan syahkanlah pelatihan dihadapan para audiens.
4.
Implementasi
Doronglah
keberhasilan dengan lokakarya melatih-pelatih yang berfokus pada penyajian
ketrampilan selain isi pelatihan.
5.
Evaluasi
dan tindak lanjut.
Tujuan pengembangan :
1. Produktifitas
kerja; untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas semakin baik karena
meningkatkan technical skill, human skill, dan managerial skill.
2. Efisiensi;
meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku dan ke-ausan mesin-mesin yang
dapat mengurangi pemborosan.
3.
Kerusakan;
mengurangi kerusakan barang, produksi dan mesin dalam melaksanakan pekerjaan.
4.
Kecelakaan;
untuk mengurangi jumlah biaya pengobatan dan kesehatan karyawan.
5.
Pelayanan;
peningkatan pelayanan terhadap konsumen semakin baik.
6.
Moral;
karyawan semakin bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
7.
Karier;
meningkatakan keahlian, prestasi, dan ketrampilan untuk menjadi lebih baik.
8.
Konseptual;
meningkatkan kecakapan kecepatan dalam pengambilan keputusan.
9. Kepemimpinan; meningkatkan cara dalam perencanaan,
pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap karyawan lebih baik.
10. Balas jasa (gaji, benefit dan insentif);
meningkatkannya balas jasa maka prestasi kerja semakin baik.
11. Konsumen; semakin baik dalam pelayanan dan
kualitas produk yang dihasilkan.
Jenis-jenis pengembangan, yaitu :
1.
Pengembangan
secara informal, yaitu : karyawan atas keinginan dan usahanya sendiri melatih
dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang ada
hubungannya dengan pekerjaan dan jabatan.
2.
Pengembangan secara formal yaitu : karyawan ditugaskan
perusahaan untuk mengikuti pendidikan dan latihan, baik yang dilakukan
perusahaan maupun yang dilakukan oleh lembaga pendidikan atau pelatihan.
Teknik-teknik
latihan dan pengembangan :
1. On the job training method (Metode praktis), adalah
: metode dimana karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan supervisi
langsung seorang “pelatih” yang
berpengalaman. Biasanya menggunakan praktik-praktik :
w
Rotasi jabatan, yaitu memberikan pengetahuan tentang
bagian-bagian organisasi yang berbeda dan berbagai ketrampilan manajerial.
w
Latihan
instruktur pekerjaan, dengan cara diberikan petunjuk secara langsung tentang
pelaksanaan pekerjaan mereka sekarang.
w
Magang
(Apprenticeships), merupakan proses belajar dari seorang / beberapa orang yang
berpengalaman.
w
Coaching,
penyelia atau atasan memberikan pengarahan dan bimbingan kepada karyawan dalam
pelaksanaan kerja rutin mereka.
w
Penugasan
sementara, merupakan penempatan karyawan pada posisi manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk
jangka waktu yang ditetapkan.
2. Off the job training method, adalah
pendekatan teknik presentasi informasi, bertujuan untuk mengajarkan berbagai
sikap, konsep atau ketrampilan kepada para peserta. metode yang biasa digunakan
adalah :
a.
Metode
presentasi informasi, adalah untuk
mengajarkan berbagai sikap, konsep atau ketrampilan kepada para peserta..
metode yang digunakan, yaitu :
w
Kuliah
adalah metode yang bersifat pasif dan tradisional yang menyampaikan informasi,
banyak peserta dan biaya relatif murah.
w
Presentasi
video adalah metode pelengkap yang melalui media, seperti TV, films, slide dan
sejenisnya.
w
Metode
konferensi, yaitu : metode yang berorientasi pada diskusi tentang masalah atau bidang
minat baru yang telah ditetapkan sebelumnya.
w
Programmed
instruction, yaitu : metode yang menggunakan sistem mengajar atau komputer untuk mempelajari topik kepada
peserta dan merinci serangkaian dengan umpan balik langsung pada penyelesaian
setiap langkah.
w
Studi
sendiri adalah teknik yang menggunakan modul tertulis, kaset atau video tape
dan biasanya para karyawannya tersebar.
b.
Metode
Simulasi, yaitu pendekatan dimana karyawan / peserta latihan
menerima presentasi tiruan (artificial) suatu aspek organisasi dan diminta
untuk menanggapinya seperti pada keadaan yang sebenarnya. Metode
b.simulasi
yang biasa digunakan adalah ;
w
Metode
studi kasus, adalah deskripsi tertulis situasi pengambilan keputusan nyata
disediakan.
w Role playing merupakan teknik suatu peralatan
yang memungkinkan para karyawan untuk memainkan berbagai peran yang berbeda.
w Business games adalah suatu simulasi
pengembilan keputusan skala kecil yang sesuai dengan kehidupan bisnis nyata.
w Vestibule training, adalah suatu teknik yang
dilaksanakan oleh pelatih-pelatih khusus dengan area terpisah dibangun dengan
berbagai jenis peralatan sama seperti yang akan digunakan pada pekerjaan yang
sebenarnya.
w Latihan laboratorium adalah suatu teknik bentuk
latihan kelompok yang digunakan untuk mengembangkan ketrampilan antar pribadi.
w
Program-program
pengembangan eksekutif adalah program latihan yang diselenggarakan di perguruan
tinggi atau lembaga pendidikan lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan teknik-teknik
latihan dan pengembangan, yaitu :
1.
Efektifitas biaya.
2.
Isi program yang dikehendaki.
3.
Kelayakan fasilitas-fasilitas.
4.
Preferensi dan pengetahuan peserta.
5.
Preferensi dan kemampuan instruktor atau pelatih.
6.
Prinsip-prinsip belajar.
Beberapa tantangan pengembangan SDM yang
merupakan faktor dalam mempertahankan karyawan yang efektif, yaitu :
1.
Keusangan
(Obsolescence) terjadi bila seorang karyawan tidak lagi mempunyai pengetahuan
atau kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan dengan efektif. Tanda-tanda
keusangan yaitu : sikap yang kurang tepat, prestasi yang menurun, atau prosedur
kerja yang ketinggalan jaman.
2.
Perubahan
sosioteknis dan teknologi, misalnya penggunaan mesin-mesin otomatis, perubahan
sikap budaya tentang tenaga kerja wanita.
3.
Perputaran
tenaga kerja; keluar-masuknya karyawan akan berpengaruh pada sistem kerja
perusahaan, sehingga pengembangan karyawan harus setiap saat.
Langkah-langkah dalam evaluasi program latihan
dan pengembangan, yaitu :
1. Kriteria evaluasi.
2. Tes pendahuluan.
3. Para karyawan dilatih atau dikembangkan.
4. Tes purna (post-test).
5. Transfer atau promosi.
6. Tindak lanjut.
Penilaian prestasi kerja menurut Andrew F.
Sikula adalah:
Evaluasi
yang sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan
ditujukan untuk pengembangan.
Tujuan dan kegunaan penilaian prestasi kerja
karyawan :
1.
Sebagai
dasar untuk promosi, demosi, separation, dan penetapan balas jasa.
2.
Mengukur
kesuksesan dalam pekerjaannya.
3.
Untuk
mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan pekerjaan.
4.
Untuk
mengevaluasi program pelatihan dan keefektifitasan jadwal kerja, metode kerja,
struktur organisasi, kondisi kerja, gaya pengawasan dan peralatan kerja.
5.
Sebagai
indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan.
6.
Untuk
meningkatkan motivasi kerja dan alat pengembangan kecakapan karyawan.
7.
Sebagai
alat untuk mengobservasi perilaku bawahan.
8.
Untuk
menilai kelemahan atau kekurangan dari karyawan dan organisasi dimasa lampau.
9.
Sebagai
kriteria menentukan seleksi dan penempatan karyawan.
Standarisasi penilaian prestasi kerja dibedakan
atas 2 hal yaitu :
1.
Tangible
standard, yaitu : sasaran yang dapat ditetapkan alat ukurnya. Standar ini
dibagi atas :
a.
Standar
fisik terbagi atas : standar kuantitas (Kg, meter); standar kualitas
(baik-buruk); dan standar waktu (jam, hari dan bulan).
b.
Standar
uang terbagi atas : standar biaya, standar penghasilan, dan standar investasi.
2.
Intangible
standar, yaitu : sasaran yang tidak dapat ditetapkan alat ukurnya, misalnya
loyalitas,kesetiaan, partisipasi, perilaku dan dedikasi karyawan terhadap
perusahaan.
Unsur-unsur
yang dinilai, yaitu :
M Kesetiaan / loyalitas.
M Prestasi kerja
M Kejujuran
M Kedisiplinan
M Kreativitas
M Kerjasama
|
M Kepribadian
M Prakarsa
M Kecakapan
M Tanggung jawab
M Kepemimpinan
|
Metode-metode
penilaian prestasi kerja
1.
Metode
penilaian berorientasi masa lalu, yaitu :
a.
Rating
scale adalah suatu metode yang bersifat subyektif dengan skala tertentu dari
yang paling rendah sampai yang tinggi yang didasarkan pendapat penilai, yang
membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan faktor-faktor (kriteria) yang
dianggap penting terhadap pelaksanaan kerja tersebut.
b.
Checklist
adalah penilai memilih kalimat atau kata yang menggambarkan prestasi kerja dan
karakteristik karyawan, kemudian diberi bobot pada item-item yang berbeda pada
checklist.
c.
Metode
peristiwa kritis adalah : penilaian yang mendasarkan pada catatan-catatan
penilai yang menggambarkan perilaku karyawan sangat baik atau sangat jelek
dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja.
d.
Field
review method adalah : metode yang melakukan peninjauan langsung ke lapangan
membantu para penyelia dalam penilaian.
e.
Tes dan
observasi prestasi kerja bisa didasarkan pada tes ketrampilan dan pengetahuan
secara tertulis atau peragaan ketrampilan.
f.
Metode
evaluasi kelompok; metode ini berguna untuk pengambilan keputusan tentang
keputusan kenaikan upah, promosi dan berbagai bentuk penghargaan.
v Metode ranking adalah penilai membandingkan
karyawan yang satu dengan karyawan lain untuk menentukan siapa yang lebih baik,
kemudian menempatkan karyawan dalam urutan yang terbaik sampai yang terjelek.
v Grading or Forced distributions; pada metode
ini penilaian memisah-misahkan atau “menyortir” para karyawan kedalam
klasifikasi yang berbeda.
v Point allocation method merupakan bentuk lain
dari metode grading. Penial diberikan sejumlah nilai total untuk dialokasikan
pada karyawan dalam kelompok.
2.
Metode-metode
penilaian berorientasi masa depan yang berorientasi pada masa lalu.
a)
Penilaian
diri (Self-appraisals)
b)
Penilaian
psikologis (psychological appraisals)
c)
Pendekatan
Management By Objektives (MBO)
d)
Tehnik
pusat penilaian (Assessment centers technical)
Istilah-istilah dalam perencanaan karier :
Karier
adalah :
Seluruh
pekerjaan (jabatan) yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja
seseorang.
Jalur
karier adalah :
Pola
pekerjaan-pekerjaan berurutan yang membentuk karier seseorang.
Sasaran
karier adalah :
Posisi
diwaktu yang akan datang dimana seseorang “berjuang” untuk mencapainya sebagai
bagian dari kariernya.
Perencanaan
karier adalah :
Proses
melalui mana seseorang memilih sasaran karier dan jalur ke sasaran tersebut.
Pengembangan
karier adalah :
Peningkatan-peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk
mencapai suatu rencana karier.